Dorongan R.A Kartini dan Skala Pengukuran Wirausaha
A.
Dorongan
R.A Kartini
Wanita berwirausaha
sudah sejak lama menjadi pemikiran dan isi hati ibu kartini. Diungkapkan oeh
DR.Suparman Sumahamijaya(1980:96): Sesungguhnya ibu Kartini telah merintis
pendidikan mandiri bagi wanita sejak beliau berumur 16 tahun. (sekitar tahun
1893). Hal ini dapat kita buktikan dari hampir semua tulisan ibu Kartini yang
termuat di dalam kumpulan surat-suratnya yang dibukukan dengan judul Dor Duisternis Tot Licht, hampir di
setiap halaman surat-suratnya penuh dengan kata-kata perlunya pengembangan
wirausahawan watak dan pembentukan watak di atas pendidikan otak, karena dengan
pembentukan watak, ibu kartini yakin kalau manusia akan lebih mampu untuk
berdiri sendiri, tidak tergantung dari kerabat, dan dari siapapun, berkali-kali
ditekankan perlunya kepercayaan pada diri sendiri.
Surat-surat
ibu kartini juga dibukukan pula dengan judul Letter of A Javanese Princess dan beredar di Amerika semenjak tahun
1921oleh Charless Scribner Sons, New York. Penerjemahnya bernama Agnes Louise
Syimmers menyebutkan bahwa ibu Kartini dalam perjuangannya menydari bahwa
kebebasan wanita hanya bisa datang dari kebebasan ekonimi. Para penerjemah dari
Amerika itu menyebutkan bahwa (Ibu Kartini adalah seorang innovator yang tak
kenal lelah mencari terobosan bagi kemajuan rakyatnya, akan tetapi usahanya itu
tidak mendapat respon oleh keluarganya. Perjuangan kartini bukan hanya untuk
kaum wanita saja, tetapi dia berjuang untuk seluruh kemanusiaan yang selama ini
tidak bisa dilakukan oleh wanita).
Karya tulis
ibu kartini bukan hanya sebagai sumber inspirasi wanita negeri Belanda, tetapi
merupakan sumber inspirasi jutaan wanita seluruh dunia, terutama Perancis,
Belgia, bahkan Amerika sejak 1921.
Semasa
dipingit selama 4 tahun, yang semula dijalaninya dengan penuh kepedihan dan
keprihatinan, namun kemudian berbalik bersyukur dan memanfaatkan waktu untuk
belajar sendiri. Bahkan belajar bahasa perancispun dilakukannya dengan belajar
sendiri. Kita dapat menarik pelajaran betapa ibu kartini dengan cara berprihatin
mensyukuri waktu, belajar mengenal penderitaan untuk dijadikan suatu modal
mengejar kemajuan.
Sekarang ini
sudah banyak kita lihat kemajuan di berbagai bidang. Wanita-wanita Idonesia
sudah mampu memasuki lapangan kerja seperti pekerjaan di bidang kesehatan,
perdagangan, keamanan, perhubungan darat, laut, dan udara, dan sebagainya.
Kita jumpai
juga wanita yang bergerak di bidang bisnis, yang lebih dikenal dengan istilah
wanita pengusaha, wanita yang berwirausaha, mereka mendirikan asosiasi, yaitu Ikatan
Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI).
Semua bidang
usaha terbuka bagi wanita, dan ini merupakan tantangan bagi kaum wanita yang
selalu memperjuangkan hak emannsipasi.
B.
Skala Pengukuran Wirausaha
Pada umumnya orang terdorong membuka usaha
sendiri karena faktor berikut:
1.
Membuka
kesempatan untuk memperoleh keuntungan
2.
Memenuhi
keinginan dan minat pribadi
3.
Terbuka
kesempatan untuk menjadi “Bos”
4.
Adanya
kebebasan dalam manajeman
Dengan adanya dorongan diatas
, maka pada saat permulaan orang ingin membuka usaha dalam bentuk perorangan,
dan setelah usahanya berkembang, maka orang mulai mempertimbangkan bentuk usaha
lain misalnya persekutuan yang berbadan hukum.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2011. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.
Komentar
Posting Komentar